Ditulis Oleh: eRlinDa
Musim penghujan telah tiba. Air di mana-mana. Adik kamu bersama Genknya keluar hujan-hujanan dengan riang. Ibu kamu tidak perlu lagi menyirami tanaman pot kesayangannya. Ayah kamu punya alibi untuk bisa meminum kopi lebih banyak. Dan kamu,, kamu biasanya akan mengalami hal-hal seperti yang berikut ini. Coba dicocokin ya...
Kamu jadi lebih "Ngantukan".
Dan itu menjadi apologi kamu untuk lebih sering tidur.
Kamu jadi lebih sensitif dan lebih sering menangis.
Terutama saat sedang mengendarai sepeda/ motor di tengah kemacetan jalanan yang banjir,, baju kamu basah kuyup meskipun kamu telah memakai mantol hujan,, dan kamu terkenang betapa jemuranmu tidak bisa menyelamatkan diri dan kawan-kawannya dari bombardir ribuan tetes air yang turun dari langit.Cucian kamu tidak kering-kering.
Lalu kamu mulai membuat rusuh kamarmu dengan jemuran darurat.
Kamu jadi lebih sering telat.
Atau bahkan bolos kuliah/ kerja.
Juga lebih sering mangkir dari janji ketemuan yang telah ditentukan.
Alasan kamu adalah karena kamu terjebak hujan.
Padahal sebenarnya karena kamu terjebak nostalgia.
Sedang ingin bergalau-ria.
Atau karena kamu belum mampu lepas dari jeratan selimut hangat dan seprei halus-sejuk di kasurmu.
Atau karena kamu malas basah.
Kadang juga karena kehabisan baju kering.
Hanya bersin sekali, kamu bilang kamu terkena flu dan harus istirahat untuk memulihkan diri.
Kamu lebih sering mengalami Hari Lambung Bocor.
Hari di mana kamu terus-terusan merasa lapar, tidak peduli berapapun porsi makanan yang telah kamu habiskan. Jadi kamu secara intens menanti Abang Penjual Bakso, Mi Ayam, Siomay, Cilok, atau apapun yang melintas untuk menambal kebocoran lambung kamu.
Dan seringnya kecewa, karena si Abang tidak lewat depan rumah kamu.
Dagangan si Abang sudah habis laku keras sebelum sampai di Gang rumah kamu.
Akhirnya kamu memasak mie instan
Lalu kamu mulai khawatir dengan jumlah timbunan makanan instan kamu.
Maka saat jalanan mulai kering dan udara mulai hangat, kamu langsung ke supermarket untuk menambah jumlah stok makanan kamu.
Mirip sekali dengan beruang jelang hibernasi.
Kamu sering mendengar orang mengeluh, "Duh, gara-gara hujan, jadi enggak bisa kemana-mana".
Lalu dalam hati kamu menimpali, "Kemarin waktu kering ga ada air, sampai sholat segala demi minta hujan. Sekarang giliran hujan, ngomel-ngomel terus karena semuanya basah".
Padahal saat baju kamu habis, cucian tidak kering-kering, listrik mati, kamar kamu kebanjiran, laptop kamu terendam, dan teman kamu membatalkan janji padahal kamu sudah ada di TKP dengan mengarungi hujan dan badai,, kamu juga mengangkat tangan ke langit sambil menghela nafas dalam penuh kepiluan dan bergumam, "Raaaaaaaaaaaaaaaaaaaaabb.......".
Tapi itu hanya perasaan seketika.
Segera setelah kamu menguasai diri kamu lagi, kamu mulai menikmati hari basahmu lagi.
Dengan bercangkir-cangkir kopi.
Atau cokelat panas.
Dan mi
Juga bakso. Yang pedas dan panas.
Dan aroma debu yang bersatu dengan air dan udara lembab.
Juga aroma cucian yang tak kunjung kering. Ups!
Mungkin juga rona warna pelangi di senja hari.
Dan akhirnya, harimu kamu tutup dengan syahdunya gulita malam yang diiringi paduan suara nyaring dari para Jangkrik, ditimpali merdu suara Kodok, diselingi bunyi "thek.. thek.. thek.." Mamang Penjual Nasi Goreng, dan tentu saja, suara gerimis yang manis.
Baca juga:
19 Hal yang Bisa Kamu Lakukan saat Terjebak Hujan Deras
20 Hal yang Iya Banget untuk Kamu Lakukan saat Merasa Kesepian
28 Hal yang Iya Banget Dilakukan saat Bosan
Mbak erlin bgt kaya waktu di pocut :-P
ReplyDeleteBikin jemuran darurat di loteng,, khas-nya Sal. Nitip jemur baju di jendela kamarku,, itu kamu. Iya,, kamu Di. Hahaha,, piss!
ReplyDelete