21 April 2017

Bapaknya para Kartini




Ada yang spesial dari biografi Kartini kalau kita mau mencermatinya. Kartini menikah di umur 24 tahun. Padahal saat itu baru awal abad ke-19,, saat di mana para Gadis Jawa sudah dibilang perawan tua jika masih jomblo di umur 18 tahun.


Sangat mudah tentu saja bagi sang Bapak untuk memaksa Kartini menikah layaknya gadis-gadis lain. Demi agar tidak jadi gunjingan semua orang. Demi menjaga kehormatan status Priyayi yang mereka sandang. Tapi ternyata tidak. Sang Bapak tidak memaksakan kehendak. Meskipun pastinya cukup mengesalkan (di jaman itu lho ya), sang Bapak tetap ngopeni dan ngemong Kartini, hingga akhirnya Kartini legowo untuk menerima pinangan.

Dan ya, tentu saja sang Bapak sangat layak mendapatkan pujian atas segala yang diraih Kartini. Kartini tidak mungkin bisa sekolah -di sekolah Eropa pula!- kalau bukan karena ijin, gelar bangsawan, serta biaya dari Bapaknya. Tanpa itu, Kartini tidak mungkin mahir berbahasa belanda, punya teman dekat orang-orang belanda, serta saling kirim surat dengan mereka. Dan tentu saja, tanpa peristiwa kirim surat tidak akan ada "Habis gelap, terbitlah terang".
Tanpa "Habis gelap, terbitlah terang", Kartini tidak akan pernah mendapat gelar Pahlawan Nasional. Hari ini tidak akan pernah menjadi hari Kartini. Tulisan ini tidak akan pernah terjadi.
Hahaha, kok jadi berlebihan amat!


Well,, dalam rangka menghormati jasa Bapaknya Kartini yang hampir tidak pernah disebut dalam seminar-seminar, ijinkan saya menguraikan gagasan tidak penting saya. Tentang ikatan unik antara seorang Bapak dan putrinya. Silahkan disimak..






Jadi girls,, Bapakmu itu....

Tentu saja tidak secerewet ibumu.

Bapaknya para Kartini





Yang selalu mengiyakan permintaanmu.

Bapaknya para Kartini





Yang selalu berusaha menyenangkanmu.

Bapaknya para Kartini





Tidak mempermasalahkan keusilanmu.

Bapaknya para Kartini





Bahkan kadang mengimbangi kegilaanmu.

Bapaknya para Kartini






Dia mengajarimu banyak hal.

Bapaknya para Kartini
Diakhiri dengan kecupan.





Mendukung hobimu meskipun orang-orang menentang.

Bapaknya para Kartini






Meyakinkanmu bahwa kamu berharga.

Bapaknya para Kartini






Menerima kesintinganmu.


Bapaknya para Kartini






Selalu berusaha mengamankanmu dari segala macam ancaman.

Bapaknya para Kartini
Indeed,, stay clear boys!!





Alih-alih mengomelimu panjang lebar karena kamu keluyuran hingga pagi buta, dia memastikan bahwa kamu baik-baik saja.

Bapaknya para Kartini






Tidak marah saat kamu marah.

Bapaknya para Kartini






Dan justru menjadi orang yang kamu cari saat kamu "berantakan".

Bapaknya para Kartini







Yang, betapapun kamu menyangkalnya, adalah cinta pertamamu.

Bapaknya para Kartini







Yang kalau dipikir-pikir lagi, cowok yang kamu gebet selalu ada kemiripan dengan bapakmu.

Bapaknya para Kartini








Yang kalaupun kamu pikir kamu sangat membencinya, itu (sesungguhnya) karena kamu kelewat cinta padanya.

Bapaknya para Kartini








Bapak kamu tidak sempurna tentu saja. Dia kadang ngeselin dan bikin sakit hati.
Tapi kamu putrinya. Hal paling sensitif dalam hidupnya.


Bapaknya para Kartini







Yang selalu dia usahakan untuk dia penuhi kebutuhannya.
Yang selalu dia perjuangkan dalam diam.

Yang membuatnya terluka ketika kamu bukan lagi gadis kecilnya.
Yang tetap akan selalu dia khawatirkan meskipun kamu bukan lagi miliknya.

Bapaknya para Kartini
Ekspresi pedih seorang Bapak saat melepas anak gadisnya.








Happy Kartini's Day girls!
Keep calm and praise your Bapak.



Bapaknya para Kartini





Ditulis oleh: eRlinDa


No comments:

Post a Comment